Berdasarkan cerita yang saya dengar dari tetangga saya yang anaknya bersekolah di sekolah dasar, saya akhirnya memahami repotnya orang tua ketika mereka harus menghadapi anaknya yang terpaksa belajar di rumah akibat covid19. Tidak semua orang tua, terutama ibu, yang selalu siap sedia di rumah untuk menemani dan mengawasi anaknya belajar. Ada yang terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan biaya sekolah anaknya. Tidak semua orang tua mampu secara finansial untuk membelikan telpon pintar untuk anaknya dan membiayai keperluan telpon pintar itu untuk keperluan paket datanya.
Bagi orang tua yang berprofesi sebagai pendidik atau guru, saya rasa itu bukan masalah besar karena mereka mempunyai pemahaman yang menyeluruh tentang konsep mendidik dan mengajar. Walaupun mereka harus membagi perhatiannya dengan murid-murid mereka yang harus belajar dari rumah, mereka mestinya tetap profesional dengan tugasnya sebagai guru.
Ditutupnya sekolah-sekolah untuk sementara karena wabah covid19 ini memang memaksa guru dan orang tua untuk berubah demi siswa. Guru dituntut untuk mahir menggunakan fasilitas teknologi untuk aplikasi pengajaran online. Orang tua dituntut untuk sabar dan pintar mengawasi anaknya di rumah ketika pelajaran online sedang berlangsung. Siswa generasi sekarang saya yakin pasti siap dituntut seperti itu, selama orang tua mendukung secara finansial dan selama negara memfasilitasinya dengan akses internet yang sangat handal.
Namun, dengan kondisi Indonesia yang berpulau-pulau, banyak pelosok, banyak desa di pegunungan, apakah negara mampu menjamin kelancaran internet demi suksesnya pengajaran online? Selain itu, dengan adanya konsep pendidikan yang selama ini selalu di sekolah, berada di dalam ruangan dengan durasi selama lebih dari setengah hari, apakah orang tua dan guru bisa menjamin bahwa siswa benar-benar siap berada di rumah selama masa wabah berlangsung? Bukannya mereka malah merasa bebas seperti keluar dari penjara? Dan akhirnya mereka memilih bermain dan bersantai, tidak memikirkan pelajaran. (Hampir setiap hari saya melihat ada layang-layang diterbangkan ataupun anak-anak yang lewat depan rumah sambil bergurau dan berteriak-teriak.)
Saya yakin wabah covid19 ini segera berakhir. Dan sekolah benar-benar hanya ditutup untuk sementara. Setelah ini, sekolah akan berfungsi normal. Entah itu berupa back to normal atau new normal. Yang jelas, negara dan pihak-pihak yang mengurusi penataan pendidikan di negara ini harus mengusahakan upaya yang maksimal jika pengajaran bermodel online akan tetap dilanjutkan, ataupun jika penggunaan internet untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar ingin dimaksimalkan.
Saya akan melanjutkan tulisan ini pada Bagian 2, khusus untuk menyampaikan isi pikiran saya jika negara tidak bisa mengusahakan secara maksimal untuk kepentingan pendidikan versi the new normal.
Hari ini tanggal 2 Mei 2020, selamat Hari Pendidikan bagi semuanya.
No comments:
Post a Comment