Kecanggihan teknologi sering mendorong banyak orang untuk memecahkan setiap permasalahan dengan fasilitas teknologi canggih. Contoh, jika ada orang yang tersesat ketika berada di luar negeri dan dia tidak mahir berbahasa Inggris atau bahasa negara yang bersangkutan, dia akan meminta bantuan telepon pintarnya untuk bertanya. Bukan dia yang berbicara, melainkan telepon pintarnya yang memanfaatkan Google Translate.
Contoh lain, ketika seorang mahasiswa diberi tugas untuk membuat karya tulis, bukan perpustakaan yang dia tuju untuk melakukan studi pustaka demi mencari landasan teorinya. Dia cukup membuka artikel di internet. Dan terteralah alamat-alamat web di daftar pustaka di karya tulisnya itu. 😀
Saya tidak akan menyalahkan kondisi seperti contoh-contoh di atas karena itu adalah pilihan mereka untuk mencari solusi. Namun, saya teringat sekelumit cerita yang saya pernah baca dari makalah mahasiswa. Sepertinya makalah tersebut bersumber dari internet juga. Cerita ini tentang sebuah perusahaan sabun mandi batangan yang mendapat komplain dari seorang pembeli. Pembeli ini merasa kecewa karena ada kemasan sabun yang ternyata kosong, tidak ada sabun mandi batangan di dalamnya.
Karena perusahaan tidak ingin kejadian itu terulang lagi, bos perusahaan tersebut berusaha mencari cara agar kemasan sabun bisa dipastikan sudah terisi sabun. Dia mendatangkan para ilmuwan dan ahli agar mereka menyumbang ide untuk memecahkan masalah tersebut. Setelah perdebatan panjang di antara ahli dan ilmuwan itu, sebuah alat untuk melihat secara tembus ke kemasan kardus diciptakan.
Bos perusahaan sabun sangat senang dengan solusi itu walaupun dia sudah menghabiskan banyak dana demi mendapatkan solusi tersebut. Rutinitas di pabrik sabun pun sudah lancar lagi. Tidak ada satu pun kemasan sabun yang luput dari perhatian alat canggih itu. Sayangnya, suatu hari alat tersebut rusak. Si bos mendapat kabar bahwa biaya untuk memperbaiki alat itu sangat mahal. Karena dia sudah tidak mau mengeluarkan biaya mahal lagi, dia meminta saran pada karyawannya sendiri.
Ada salah seorang karyawan yang selalu terlihat bersahaja di bagian produksi yang berinisiatif mengambil kipas angin besar. Kemudian dia meletakkannya di tempat di dekat alat canggih itu. Dia mempraktekkan solusinya tersebut. Alhasil, kemasan kardus yang tidak terisi sabun langsung tertiup angin yang berasal dari kipas tersebut.
Jadi, sesulit apapun masalah, jika orang berpikiran sederhana, akan tercipta solusi yang sederhana pula namun jitu. Akan tetapi, jika si pemecah masalah adalah orang yang berpikiran kompleks, sophisticated, canggih, maka terciptalah solusi yang berteknologi canggih pula. Semoga tetap memecahkan masalah.
No comments:
Post a Comment