Mengapa Sulit Menghafal Nomor Telpon Sendiri?

Saya sering mendapati beberapa orang, terutama remaja, yang kesulitan menyebutkan nomer HPnya tanpa harus melihat HP dia sendiri. Saya pernah mencoba meminta keponakan saya untuk menyebutkan nomor HPnya tanpa terlebih dulu membuka phone book di HP dia.Yang terjadi adalah protes dari dia. Menurut dia, nomor HP tidak perlu dihafalkan karena sudah tersimpan di HP dia. Lalu saya tanya apa yang akan dia lakukan jika HPnya hilang. Dia menjawab dengan berapi-api kalau HPnya tidak akan dia biarkan hilang. Dia akan berhati-hati membawa dan menjaganya. Ketidakmauan dia untuk menghafal nomer HPnya tergantikan dengan kehati-hatian dia dalam menjaga HP tersebut. 😁


Memang ada beberapa orang yang masih mau menyimpan nomor HPnya sendiri di memori otaknya. Bahkan bukan hanya nomor HP dia saja yang dia hafalkan. Nomor HP beberapa orang yang penting buat dia juga dia hafalkan. Hal ini pastilah menguntungkan bagi dia. Otak akan jadi sangat terlatih untuk mengingat. Untuk bisa mengucapkan satu deret angka sebanyak 11 atau 12 digit di luar kepala, seseorang membutuhkan konsentrasi. Ada beberapa pola menghafal angka-angka di nomor HPnya, misalnya xxx xxx xxx xxx. Atau ada juga yang berpola berikut: xxx xxxx xxxx. Saya mempunyai 2 pola untuk menyebutkan 2 nomor HP saya: (1) xxx xxx xxx xxx, dan (2) xx xxxx xx xxxx.

Bagi saya, tidak ada yang istimewa dari cara menyebutkan digit-digit angka tersebut, entah itu setiap 3 digit, setiap 4 digit, atau 12 digit sekaligus. Jika ada yang berpendapat bahwa cara menyebutkan digit nomor HP berkaitan dengan tingkat intelegensinya, silakan saja. Semua bebas berpendapat, yang penting ada dasarnya. Namun yang jelas, kemauan dan kemampuan menghafalkan nomor HP kita sendiri menunjukkan bahwa otak kita masih bisa berfungsi untuk berkonsentrasi. Otak kita juga tidak akan menolak jika disuruh untuk menghafalkan nomor-nomor lain (nomor kartu kredit, nomor rekening PDAM, dan nomor rekening listrik).

Jika ternyata disadari bahwa penggunaan HP sudah terlalu membuat kita malas berkonsentrasi dalam melakukan hal-hal yang di luar penggunaan HP itu sendiri, ada baiknya disediakan waktu khusus untuk kita melakukan sesuatu yang membutuhkan konsentrasi (contoh: memasak, membaca, menyulam, berkebun, dan lain-lain), dengan kondisi bahwa HP sedang berada jauh dari jangkauan tangan kita.