Labels

02/05/2018

Jalur Kandangan - Ngebel ditutup?

Sekitar lima tahun lalu, suami dan saya berkendara sepeda motor untuk berkunjung ke Telaga Ngebel di Ponorogo. Kami melewati rute yang biasa, yaitu melewati Dolopo, Madiun. Setelah cukup puas melihat telaga, kami berkeinginan mencari air terjun yang informasi letaknya tertera di petunjuk arah di daerah telaga Ngebel tersebut. Menurut informasi dari penduduk sekitar, letak air terjun itu tidak terlalu jauh dari telaga. Rute tersebut ternyata penuh dengan tanjakan dan turunan yang curam.

Kira-kira 30 menit kemudian, kami sampai di lokasi air terjun itu. Sudah lumayan banyak pengunjung yang memarkir kendaraannya di area tersebut. Untuk menuju air terjunnya, kami harus berjalan kaki sejauh kira-kira 500 meter. Setelah melihat air terjunnya dan menyempatkan diri membasuh muka dengan airnya, kami beristirahat sejenak di warung kopi di dekat tempat parkir. Dari obrolan kami dengan penjualnya, ternyata lokasi itu tepat di perbatasan Madiun-Ponorogo. Kami dianjurkan untuk tidak usah melewati jalur yang tadi kami lewati, tapi melanjutkan perjalanan melewati jalan tanah yang hanya sering dilalui oleh pemotor yang mencari rumput buat pakan ternak dan mobil pickup yang mengangkut hasil panen ketela pohon di hutan. Penjual tersebut bilang kalau jarak tempuhnya sekitar 45 menit menuju perkampungan di dusun Kandangan, desa Kare.

Tanpa berpikir panjang, kami pun pulang melewati rute itu karena selain lebih dekat, kami ingin mendapatkan udara pegunungan Wilis, sekaligus mengeksplorasi jalanan yang belum pernah kami lewati. Dan ternyata memang benar. Rute tersebut sangat sepi dan ekstrem. Benar-benar hanya pernah terjamah oleh segelintir orang. Tidak terlihat bekas-bekas rombongan pemotor yang pernah mengeksplorasi rute itu. Sangat jarang terlihat sampah plastik ataupun botol. Yang ada hanya sampah daun dan rumput kering serta ranting dan dahan pohon yang terjatuh. Kira-kira sekitar 30 menit kemudian, atap-atap bangunan di kebun kopi Kandangan sudah mulai terlihat walaupun jaraknya masih cukup jauh. Kami merasa lega karena akan bisa melihat peradaban lagi. Perjalanan melintasi kawasan pabrik kopi Kandangan pun juga tidak terganggu. Akses jalan bisa dilewati.

Akan tetapi, hari Minggu sore kemarin, ketika kami mencari udara pegunungan di daerah Kandangan tersebut, kami kecewa karena akses jalan menuju arah Ngebel ditutup oleh pihak kebun kopi Kandangan. Kami tidak tahu apa alasan ditutupnya akses oleh mereka. Sebenarnya kami bisa bertanya kepada penjaga pintu palang tersebut. Namun karena hari sudah sore, kami langsung balik kanan. Ada banyak kemungkinan mengapa akses tersebut ditutup. Pertama, mungkin saking kayanya pengusaha kopi tersebut, dia bisa membeli area sampai ke batas Kandangan-Ngebel. Otomatis akses jalan pun terbeli. Kedua, mungkin akses menuju Ngebel rusak berat, tidak bisa dilewati jenis kendaraan apapun. Ketiga, bisa jadi pemerintah kabupaten Madiun ingin memberikan surprise buat warga kabupaten Madiun dengan memperbaiki akses jalan tersebut. Oleh karena itu, akses terpaksa ditutup sementara sambil menunggu perbaikan.

Yang mengetahui alasan sebenarnya tentunya adalah pihak dari kebun kopi Kandangan tersebut, pihak pemerintah desa Kare, dan pihak pemerintah kabupaten Madiun. Apapun niatannya, semoga nantinya hutan di daerah tersebut tetap asli dan asri sampai berpuluh-puluh tahun mendatang, bahkan ratusan tahun.



 



No comments:

Post a Comment