Judul tulisan kali ini terkesan agak aneh bahkan bagi saya sendiri. Ini mungkin dipengaruhi oleh lamanya saya tidak menulis di blog ini. Sudah hampir setahun saya tidak produktif di blog pribadi saya ini yang mengakibatkan saya kesulitan membuat judulnya 😅 Akan tetapi apa yang akan saya tuliskan di sini memang ada kaitannya dengan dunia nyata dan dunia maya.
Beberapa orang bilang bahwa kita harus terlihat ada di dunia maya. Selain kita adalah makhluk yang nyata dan kasat mata dan perlu menjalani hidup di dunia nyata, kita ternyata disarankan untuk hidup juga di dunia maya. Jika ternyata kita susah dicari di dunia maya, kita akan dianggap oleh orang lain sebagai sosok yang menutup diri.
Sama halnya dengan kehidupan kita di dunia nyata. Jika kita tidak pernah bergaul dengan tetangga, kita juga akan disangka sebagai orang yang suka menutup diri. Bahkan parahnya lagi, kita akan dianggap sebagai orang yang berbahaya karena kebanyakan teroris di negara ini sering identik dengan sosok yang tertutup dan tidak pernah bergaul dengan tetangga.
Namun bukan berarti jika kita tidak terlihat di dunia maya, lantas kita dianggap sebagai orang yang berbahaya. Dan hal itu pun bukan berarti bahwa kita adalah orang yang tertutup. Beberapa alasan mengapa orang tidak terlihat di dunia maya antara lain karena mereka memang bukan pengguna internet, karena mereka terlalu sibuk mengurusi dunia nyata, karena mereka tidak telaten jika harus menggunakan telepon pintar ataupun komputer setiap saat, ataupun karena mereka menginginkan hidup tentram di dunia nyata.
Terkadang terasa lucu jika kita telah mengenal seseorang di dunia nyata dan ternyata kita mengetahui bahwa kehidupan orang itu di dunia maya jauh berbanding terbalik di dunia nyata. Gambarannya seperti ini: Misalnya teman kita terlihat bersahaja, santun, dan kehidupan pribadi dan keluarganya terkesan baik-baik saja. Namun ternyata, setelah kita tergelitik untuk mencari tahu tentang bagaimana dia di kehidupan maya, kesantunan dan kebersahajaan dia langsung sirna. Dia ternyata sangat liar di dunia maya.
Dari gambaran tersebut, mungkin saja si teman kita itu memang sengaja menunjukkan jati diri dia yang tidak asli di dunia maya. Namun alangkah lebih baik jika dia menggunakan nama samaran. Tingkah dia seperti itu di dunia maya akan mengakibatkan orang-orang membuat kesimpulan yang bermacam-macam. Atau apakah dia menginginkan hal itu terjadi? Lalu apa tujuan dia? Kepuasan pribadi? Menggiring orang untuk menggunjingkan dia? Menggiring orang untuk berbuat dosa?
Terlepas dari dosa tidaknya bergunjing, bukankah lebih baik jika dia tidak perlu bertingkah di dunia maya? Tidaklah perlu untuk mengumbar masalah, kecantikan, ketampanan, kekayaan di dunia maya jika ujung-ujungnya hanya akan membuat orang lain menggunjingkan dia. Alangkah bijaknya jika dia berpikir ulang untuk mengunggah sesuatu tentang kehidupan pribadinya. Mestinya jika dia berpikir rasional, dia akan benar-benar mempertimbangkannya sebelum mengunggah, mengingat bahwa penduduk dunia maya kebanyakan senang menilai orang.
Buat saya pribadi, nyata dan maya memang harus seimbang karena saya memaklumi perkembangan teknologi internet. Namun, saya tetap akan memprioritaskan kehidupan nyata karena saya adalah makhluk yang kasat mata yang menghargai jabat tangan dari orang lain, menikmati aroma segar udara pagi, menyukai halusnya bulu kucing, dan mengagumi senyuman tulus dari orang lain yang tidak terganggu sinyal internet.
No comments:
Post a Comment