Labels

22/02/2021

Menjadi Manusia

Suatu pagi dengan kebiasaan saya menyeruput kopi sambil menikmati Spongebob Squarepants di TV, saya memindah channel TV ke acara berita pagi. Suguhannya ternyata membuat saya agak depresi sebagai seorang perempuan. Satu berita tentang penyanyi perempuan terkenal, selalu berbusana agamis dan selalu menyanyikan lagu-lagu religi. Ternyata dia menjadi penyebab rusaknya rumah tangga rekan satu grupnya yang seorang laki-laki beristri dan beranak dua. Satu berita yang lain tentang seorang polisi wanita yang menjabat sebagai kapolres tertangkap mengadakan pesta narkoba dengan beberapa polisi yang lain. 

Membuat kesalahan adalah hal yang lumrah dalam rangka menjadi manusia. Tidak ada orang suci yang bersih dari kesalahan. Yang ada hanya orang yang selalu ingin terlihat suci di hadapan orang lain ataupun orang yang ingin memperbaiki kesalahan yang dia buat sebelumnya. 

Namun yang terjadi pada dua perempuan itu bisa membuat kita berpikir dan belajar tentang kehidupan. Dua perempuan itu termasuk mereka-mereka yang tidak kuat menerima kenyataan bahwa mereka terlalu terkenal (si penyanyi) dan terlalu kuat (si kapolsek). Mungkin pada saat awal-awal mereka belum mendapatkan ketenaran dan kekuasaan itu, mereka adalah manusia yang sewajarnya membuat kesalahan-kesalahan kecil yang mudah dimaafkan oleh orang-orang di sekitarnya. 

Mungkin juga pada saat mereka merintis ketenarannya dan kekuasaannya, mereka sudah mempunyai tekad kuat untuk tidak lupa diri saat nanti mereka sudah mencapai ketenaran atau mendapatkan kekuasaannya (walaupun kenyataannya mereka tergoyahkan juga dengan godaan-godaan yang ada).

Mereka bisa tergoda karena mereka hanya manusia. Saat mereka terkena godaan, akan ada manusia-manusia yang lain yang merasa tersakiti. Saat mereka terkena godaan, akan ada penggemar-penggemar yang merasa kecewa, akan ada orang-orang yang awalnya sangat menghormati mereka menjadi orang-orang yang membenci mereka. 

Namun mereka yang tergoda itu tidak sempat memikirkan akibatnya karena mereka terbuai dengan kenikmatan godaannya. Mereka menikmati menjadi manusia yang sedang dikuasai oleh sisi gelapnya. 

Bukan berarti bahwa setiap manusia selalu tidak punya kendali setiap kali sisi gelap dia mulai menguasainya. 

Misalkan saja si penyanyi dan si kapolsek itu bisa mengendalikan sisi gelapnya agar tidak menguasai dia, sudah barang tentu banyak pihak yang "terselamatkan".

Siapa yang tidak ingin merasakan berbunga-bunga karena jatuh cinta? Tapi tidak harus dengan merebut suami orang juga sih. Siapa juga yang tidak ingin berakrab-akrab dengan rekan kerja atau bawahan? Tapi tidak harus dengan mengadakan pesta narkoba juga dong.

Saya hanya bisa berpendapat seperti di tulisan ini dari kejadian yang menimpa dua orang perempuan itu. Paling tidak, dari kesalahan yang mereka perbuat, perempuan-perempuan lain di luar sana akan lebih berhati-hati agar tidak terjerumus ke hal yang sama atau hal yang lebih parah.

Marilah kita belajar menjadi manusia yang bisa memahami bahwa ada kalanya kita mengalami kesulitan besar dalam mengendalikan sisi gelap dan liar kita. Mungkin minimal dengan pemahaman itu, kita akan bisa lebih waspada ketika godaan-godaan mulai berdatangan.



No comments:

Post a Comment