Labels

21/12/2020

Memanjakan Mata

Setelah dua kali gagal mencari jalan tembus antara desa Bodag (kecamatan Kare, Madiun) dengan desa Ngranget (kecamatan Dagangan, Madiun), akhirnya hari Minggu kemarin berhasil. Buat saya yang juga berasal dari daerah pegunungan, rute Bodag-Ngranget cukup menantang.

Dengan pemandangan lereng gunung Wilis yang menyejukkan mata, perjalanan roda dua melewati Bodag hanya butuh ketangkasan melewati banyak tanjakan yg berbelok-belok. Jalan beraspal memudahkan suami saya untuk mengendarai motor. 

Ketika sudah menemukan jembatan batas desa Bodag dengan desa Ngranget, jalanan berubah drastis. Jalan berbatu menyambut kami untuk menguji kesabaran. Sudah pasti kami mudah bersabar karena suguhannya adalah hutan.

Benar-benar hari memanjakan mata. Walaupun sesekali saya sempatkan untuk memotret dengan kamera ponsel, mata saya lebih sering memilih melihat langsung daripada melihat lewat kamera. 

Ketika telah masuk peradaban manusia di desa Ngranget dengan jalan yang sudah beraspal, kami berpapasan dengan beberapa warga yang selalu menyapa walaupun mereka tidak kenal dengan kami. Sebenarnya saya memiliki teman yang tinggal di desa tersebut. Namun, misi kami hari itu adalah menjelajah, sehingga kami memutuskan untuk tidak mampir. 

Jalan beraspal di desa Ngranget yang kami lewati berakhir di hutan jati. Jalan aspal sudah habis; tinggal jalan berbatu yang menuju ke dalam hutan. Karena waktu masih belum mendekati Dhuhur, kami putuskan untuk memilih melewati jalan berbatu tersebut. Asumsi kami, jalanan itu pasti menuju desa sebelah, yang lokasinya pasti semakin mendekati kecamatan kota. 

Jelajah hutan jati tersebut sering saya lalui dengan cara turun dari boncengan motor dan saya lanjutkan dengan berlari-lari kecil karena kondisi jalan berbatu yang cukup beresiko jika saya tetap berada di boncengan. Hutan yang benar-benar sepi dari orang tetapi ramai dengan suara burung dan suara pepohonan yang diterpa angin. 

Benar-benar puas mata saya hari itu. Hari Minggu yang menyambut datangnya libur akhir tahun itu saya gunakan untuk memanjakan mata dan paru-paru. Mata yang bebas menyaksikan keindahan, dan paru-paru yang bebas menerima oksigen karena saya dan suami tidak perlu bermasker selama perjalanan melewati hutan-hutan.


No comments:

Post a Comment