Labels

11/09/2024

Menyimpulkan itu Bebas

Media sosial benar-benar bisa membuat pemirsa mendadak mahir membuat kesimpulan. Memang sudah menjadi hal yang lumrah jika kita menggunakan akun media sosial kita untuk berbagi suatu informasi, baik itu yang berkaitan dengan hal yang umum sampai dengan hal-hal yang berbau privasi. 

Pada kenyataannya, platform-platform yang tersedia buat kita untuk bermedsos ria mempunyai tujuannya masing-masing. Ada yang untuk terlihat profesional, terkesan mewah dan berkelas, terkesan pandai, terlihat berbakat di fotografi, dan sebagainya. Pastinya jika kita ingin terlihat wah di mata netizen, kita tentu mengunggah hal yang bisa mendongkrak derajat kita.

Sebagai salah satu pengguna setia WhatsApp, saya terpaksa memperlakukannya sebagai platform media sosial walaupun pada awalnya saya gunakan itu untuk pengganti SMS. Namun karena SMS sudah semakin ditinggalkan penggunanya, Whatsapp lah yang saya gunakan. Dan karena bermedsos itu membosankan buat saya pribadi, saya lebih memilih untuk tidak aktif mengintip status Whatsapp orang lain ataupun berbagi status.

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbagi status saat saya sedang menonton acara talk-show yang diadakan oleh sebuah universitas di Madiun. Tidak ada terbesit keinginan untuk menggiring opini kepada mereka yang mengintip status Whatsapp saya bahwa saya penggemar pembicara di talk-show tersebut. Untuk diketahui saja, pembicaranya adalah Rocky Gerung, seorang sosok yang kontroversial di Indonesia. Nah, video yang saya bagikan di status Whatsapp saya adalah ketika dia masuk gedung dan disambut riuh dan semarak oleh sekitar 500 orang yang ada di gedung itu. Saya mau memberitahu orang-orang yang melihat status Whatsapp saya bahwa sosok yang dibenci oleh banyak orang di Indonesia itu ternyata kedatangannya disambut dengan tepuk tangan yang meriah oleh hadirin yang didominasi oleh mahasiswa dan pendidik.

Gara-gara status itu, ada teman saya yang mengira bahwa saya pindah tempat kerja karena dia mengenali gedung yang dipakai buat acara talk-show tersebut. Karena dia dan saya lumayan sering mengobrol di chat, dia langsung menanyakan kepada saya lewat chat untuk mengobati rasa penasarannya. Entah apa juga yang ada di pikiran orang-orang yang mengintip status saya dan mereka tidak menanyakannya ke saya. Pasti mereka membuat hipotesis-hipotesis liar yang berujung pada pembuatan kesimpulan tanpa dasar yang kuat😑. Tetapi itu bukan masalah karena orang bebas membuat kesimpulan-kesimpulan dari apa yang dia lihat.

Media sosial bisa mendorong orang untuk membuat kesimpulan-kesimpulan hanya berdasarkan pada satu atau dua data yang dilihat. Misalnya dari foto profil yang dipasang dan dari cerita yang dibagikan setiap harinya. Secara logika saja, kemungkinan besar terjadi kesalahan pembuatan kesimpulan dikarenakan adanya data yang terbatas. Jika ternyata kesimpulannya benar, bisa jadi sang pembuat kesimpulan mempunyai kemampuan sebagai ahli nujum😅.

Namun begitu, beruntunglah orang-orang yang hidup di jaman media sosial ini. Mereka terbantu perkembangan daya pikir cepatnya berkat suguhan-suguhan yang ada di media sosial. Mereka juga terbantu untuk mendapatkan informasi singkat dari video singkat yang setiap saat mereka nikmati dari layar ponsel mereka. Mereka pun mendadak bisa menjadi ahli skin care, ahli pertanian, ahli psikologi, bahkan ahli kejiwaan berkat kebiasaan mereka menonton video pendek dengan intensitas yang sangat tinggi.

Bagi siapapun yang sudah membaca tulisan saya ini, silakan bebas menyimpulkan tentang saya.